Friday, August 28, 2015

Long Distance Relationship

"Hai kamu, iya kamu! Yang lagi tiduran sembari menatap layar handphone dengan wajah datar dan bertanya pada diri sendiri, akan menulis apa lagi dia? tulisan romantis untuk ku kah? Ahhh aku penasaran! Hehe. I love you"

Hubungan jarak jauh, atau kerennya sih Long Distance Relationship hehe. Eh tapi ini bukan keren atau enggak nama hubungan atau istilahnya ya. 


 Long Distance Relationship ituuuu.......

LDR, biasa orang-orang menyingkatnya. Katanya biar lebih asik, ah terserah lah. LDR itu menurut gue dimana sepasang kekasih yang dimana satu orang belajar untuk benar-benar mencintai pasangan nya dan setia pada pasangan nya, tapi yang satu hanya sibuk mengobral cinta nya kepada yang lain. Dengan alasan kuno bro, "Yaelah ini cuma buat main-main kok, kan kalo serius ya tetep sama dia".
Tapi pasangan LDR juga ada yang sama-sama setia, sama-sama berkomitmen untuk hubungannya, tapi malah gak dapet restu dari orangtua. Sedih.....

Oke lupain dulu semua perumpamaan-perumpamaan diatas, karena ditengah-tengah hubungan LDR itu pasti ada aja temen kamu yang iseng nanya kayak gini,

"Eh, lu gak capek tuh LDRan sama dia?"
"Enggak kok, lebih capek manjat gunung kayaknya haha"
"Kan lu gabisa ketemu dia, gabisa lihat dia, gabisa bercanda bareng dia"
"Sorry, bukan gabisa ya, tapi Jarang! Inget!"
"Nah iya itu deh, pokoknya lu jauh sama dia"
"Gue emang terpisah jarak, tapi hati gue deket sama dia, bukan kah setiap pasangan itu mempunyai cerita-cerita nya tersendiri? Gue LDR! Tapi gue cinta sama dia!" 
"Jauh dimata dekat dihati gitu? ckck"
" *Brak!!!* " 

Nah kayak gitu deh kurang lebih, pertanyaan yang sebenernya gapenting buat dijawab, tapi dengan rasa percaya diri kamu ingin jawab pertanyaan dari temen kamu itu hanya karena kamu tidak ingin terlihat "Tidak mampu" Dalam menjalani LDR, yang ujung-ujungnya cuma bikin kesel ditanya kayak gitu. Ya nggak?

Tapi gini, jauh dimata dekat dihati? kalian bayangin gak sih itu kayak apa? Kebayang gak? Ya, itu seperti kostumer online shop bersama penjual nya, gak bisa ketemu, gak bisa saling jumpa, tapi tau-tau barang nyampe. Inti nya ya percaya aja satu sama lain.

Lohhhh? Percaya satu sama lain? Menurut gue LDR juga harus kayak gitu! Ya!!! Percaya satu sama lain, percaya si cowok terhadap cewek nya, dan sebaliknya. "Tapi itu susah brooo!". 
Nah, itu dia. Ini hubungan, beda dengan online shop, memang sama-sama harus ada kepercayaan. Namun, dalam hubungan dibutuhkan waktu yang lebih ekstra lebih lama untuk saling "Mempercayai". Beda dengan online shop yang hanya 2 atau 4 hari ketika transaksi itu sukses ya udah kepercayaan nya selesai, bubar deh itu yang namanya perkenalan antara penjual dan pembeli. 

Sungguh beda bukan walau mempunyai kesamaan yang sama?

LDR menurut gue juga seperti ini,

"Jam berapa ini? Hah? Jam 12 malam? Sementara aku harus menunggu bus yang tak tahu akan datang atau tidak, ini sudah malam! Tapi harus naik apa aku kalau bukan dengan bus, baiklah, aku sabar"

Nah, seperti itu kurang lebih, bukan hanya butuh kepercayaan, namun juga butuh kesabaran yang sangat besar. Terkadang ada yang bilang seperti ini "Aku mau putus! Kesabaran ku sudah habis!".
Itu bukan sabar nama nya, itu cuma emosi yang lagi meluap dan kamu gak bisa ngendaliin nya, dan dengan entengnya si "sabar" itu kamu jadiin alasan. "Ah bego banget gue, bego banget kenapa bisa gue sampe bilang putus sama dia, gue cinta sama dia!" Tuh, akhirnya nyesel kan? Itu sama sekali bukan sabar nama nya. Kalo emang lo sabar ya lo tungguin, lo ikutin alur nya, lo pasrahin semua, dan balik lagi keatas, lo harus percaya kalo kesabaran lo gak akan sia-sia.

Oke, itu menurut gue. Gimana menurut kalian semua? Ah pasti bermacam-macam pendapat hehe. Intinya dalam hubungan yang "Katanya" LDR, sebenernya kalian hanya perlu sabar sedikit lagi aja dan biasakan untuk lebih percaya sama pasangan sendiri. Kalian hanya sedang diuji oleh Sang Pencipta, kalian sama-sama diberikan cinta namun kalian juga mendapat kan ujian yang lebih berbeda dengan pasangan yang lain.

Sungguh indah rencana Mu, untuk mempersatukan "Kita". Aku dan kamu seperti bayi yang baru lahir, yang belum bisa berjalan, bahkan teriak lapar pun tak bisa, hanya bisa menangis.

"Apa kabar wanita ku? Ku doakan kau selalu sehat, ku doakan kau agar dijauhkan dari rasa sedih karena harus menumpuk rindu. Wanitaku, percayalah... Bukan hanya kita yang sedang berjuang seperti ini, dibelahan bumi sana, disudut-sudut bumi sana masih banyak lagi yang merasakan hubungan seperti kita. Dan percayalah padaku wahai wanitaku, aku begitu mencintaimu"


"18 juni".

SENDIRI



"Aku coba menyibukan diri ini dengan segala hal, ku coba membuang-buang waktu ku agar sepi ini hilang, berkali-kali ku membuka semua menu di ponsel ku. Namun percuma, yang ku inginkan ternyata tidak ku temukan sama sekali, aku kembali merasa kesepian. Ya, aku merasa sendiri. Rasa ini benar-benar sangat baru ku rasakan sejak mengenal nya. Berlebihan kah aku? Atau belum terbiasa kah aku dengan situasi ini?.



Aku munafik, aku tersenyum seakan semua baik saja. Tidak! Bukan itu yang aku rasakan sayang. aku rindu, aku merindukan mu. Boleh kah aku mengganggumu? Boleh kah aku bercerita padamu tentang tidak asik nya hari ini walau hanya melalui pesan singkat? Terganggu kah kau sayang? 
Dan tahukah kau sayang?  Kesibukan mu kali ini benar-benar menyita semua waktu mu untuk ku, Egois kah aku? Ah! Kesibukan mu yang baru saat ini membuat kepala ku semakin dihantui pertanyaan-pertanyaan yang menakutkan, Banyak sekali di benak ku pertanyaan, sehingga membuat sesak dikepala ini. Sedang apa kau? Sudah makan kah? Ya, itu adalah bagian-bagian pertanyaan kecil saja. Pertanyaan yang tidak terlalu penting mungkin untuk ditanyakan, dan kau mungkin akan menyepelekan pertanyaan ku yang seperti itu. Tapi sayang, itu adalah perhatian ku padamu, memang benar kau bukan anak kecil lagi yang harus ku tanya sudah makan kah kamu? Tapi....... Ah! Kau tak akan mengerti!

Pernah kah kalian merasa Sendiri? Ya, benar-benar sendiri! Sungguh sakit karena ditengah keramaian saja kau masih saja merasa sendiri. Pernahkah? Dan pernahkah kalian merasakan Kesepian? Benar-benar kesepian, tak ada teman, tak ada kekasih, tak ada satu orang pun yang bisa diajak untuk saling bertukar cerita.

Aku langkahkan kaki ini, aku gerakan dengan sesuai perintah-perintah di otak ku, mau kemana kah aku? Ah aku pun tak tahu. Aku keluar rumah, ku hirup udara yang benar-benar tak ada didalam rumah. Ya sayang, aku merasa hidup kembali, seakan-akan aku tak merasa sendiri kembali, Beberapa meter ku langkah kan kaki ini, dan sedih ku perlahan mulai menghilang, pertanyaan yang membuat otak ku pun sudah perlahan beterbangan satu per satu dibawa angin entah kemana. Dan kesepian ku ikut menghilang sejak hadirnya teman-teman ku diluar sana. Ku ceritakan semua nya kepada teman ku betapa menyebalkan nya hari ini, sampai aku tak sadar hari berganti malam, cerita mulai habis, tawa canda berganti dengan hanya diam, Sampai ada saat teman ku mengecek ponsel nya dan dia berkata "Gue cabut ya, pacar gue mau telfon". Aku terdiam, teman ku satu persatu pulang. Aku sendiri lagi, Dengan berat langkah aku harus kembali menuju rumah. Aku mencoba bersikap biasa, namun pikiran ku kembali tertuju padamu! Aku rindu, aku rindu, aku.....rindu. Sesampainya dirumah ku coba mengeluarkan ponselku dari saku celana ku, ku tekan tombol power untuk menyalakan layar yang sebelumnya hanya berwarna hitam. Dan betapa senangnya ternyata ada beberapa notifikasi pesan masuk, dari kau kah sayang? Tanpa butuh waktu lama ku buka notifikasi itu, dan betapa lemas nya tubuh ini, ternyata hanya pesan dari beberapa operator yang mengingatkan bahwa pulsa ku akan habis, "Kemana kah kau sayang? Masih sibuk kah kau? Atau apakah aku bukan lagi prioritas mu?" Pertanyaan itu kembali menyerang seluruh isi dari otak ku, pertanyaan yang tak akan sanggup ku jawab sendiri, "Aku rindu padamu sayang".

Thursday, August 27, 2015

Selamat siang,
Hari ini aku gatau apa yang lagi aku rasain, dan aku juga gatau apa yang pengen aku omongin ke orang-orang. Aku bingung dengan perasaan ini, perasaan yang begitu mendalam sehingga sangat takut akan kehilangan, apa pantas aku yang hanya lelaki gak punya apa-apa bisa dapetin dia? Apa aku ini, aku jauh jika dibandingkan lelaki banyak diluar sana. Aku hanya lelaki yang lemah sungguh lemah yang hanya bisa bercerita didepan layar komputer sembari jari ini menari-nari diatas tombol-tombol keyboard. Aku sungguh lemah, untuk bercerita padanya saja aku tak mampu.

Oke, sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri ku. Nama ku Adit, ya, Adit. Begitu orang-orang banyak memanggilku dengan sebutan itu, aku terlahir dari keluarga yang biasa-biasa aja.
Aku dilahirkan sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Ya, kelak aku yang akan menopang seluruh kebutuhan keluarga ku nanti,  karena ayah ku tak mungkin lagi untuk bekerja.

Aku sudah bisa dibilang bukan lagi anak kecil, aku sudah bukan lagi anak yang meminta uang jajan pada orangtua. Yaap, umurku genap 18 tahun. Aku sudah bisa dibilang lelaki yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, aku sudah cukup umur untuk segala hal yang biasa orang-orang dewasa kerjakan.

Cinta,
Apa itu cinta? Orang bilang cinta itu begitu indah, indah? Apa cinta itu indah? Aku tak percaya, mengapa jika cinta itu indah tapi aku masih sering merasakan iri, merasakan kesal, merasakan “siapa aku”? “aku tak pantas untuknya” arghhh masih banyak lagi. Apa cinta itu seperti seorang ibu yang selalu memeluk anaknya? Benarkah? Dan apakah cinta itu hanya dimiliki oleh mereka yang sudah melakukan perknikahan? Apa cinta itu hanya ada pada ibu terhadap anak nya? Apa cinta adalah mereka yang sudah berumur tua, yang telah bersama-sama sejak muda?
Cinta sangat rumit, sangat tidak bisa dideskripsikan, orangtua bilang “udah jangan cinta cintaan dulu, masih muda tuh kerja” Tapi mah, pah, aku senang disaat ada oranglain selain kalian berdua memberikan perhatian padaku, memberikan sekata dua kata hanya untuk mengucapkan Selamat Tidur, dan diiringi berbagai emoticon yang sekarang tersedia seperti layaknya ungkapan. Apa itu cinta mah? Pah? Jelaskan, jika kalian tidak bisa menjelaskan baiklah, aku pernah bertanya soal cinta kepada teman-temanku, tapi jawaban mereka hanya sebuah ejekan, hanya sebuah perkataan lelucon “Ah elah dit lebay lo” “hahaha makan tuh cinta pake nasi” Ya, seperti itu mereka menjawab curhatan curhatan ku.

 Untuk kalian orangtuaku apakah pernah kalian saling takut akan kehilangan? Pernah kah kalian mengucapkan selamat tidur satu sama lain? Maaf aku bertanya seperti ini, aku hanya bingung kepada siapa lagi aku harus bertanya. Karena umur ku yang semakin bertambah, dan rasa ingin tahu ku meningkat. Kalau memang pernah, aku juga sedang merasakan nya Mah, Pah. Aku seperti kalian, aku mencintai seorang wanita, aku mengaggumi nya seperti papa mengagumo mama di depan aku, didepan anak-anak kalian, aku sangat nyaman ketika mendengar suaranya, dan sekarang tersenyum-senyum sambil meliat layar handphone setiap hari pun menjadi aktivitas dadakan ku kali ini.
Apa benar itu Cinta?

Novi,
Siapa itu novi? Dia adalah wanita yang sedang aku kagumi, aku kenal dari sebuah media pesan singkat, dia sebaya dengan ku,dan hingga akhirnya kita sama sama melanjutkan tradisi mengirim pesan setiap hari, setiap jam, setiap menit. Dia  yang sering membuat ku tersenyum sendirian. Ya, dial ah orang nya. Aku baru saja mengenal nya tidak lebih dari 4 bulan, singkat bukan? Begitu hebat nya dia sehingga sering membuat ku tersenyum sendirian, membuat ku galau, membuat ku khawatir jika dia tidak ada kabar sama sekali, membuat ku cemburu ketika dia berdialog bersama teman nya yg lain jenis. Perasaan yang berkecamuk dihati, membuatku kesal sampai tak boleh ada yang menegurku sedikit saja. Aku cemburu? Apa benar? Tapi memang orang lain selalu menyebutnya begitu.
 “Cemburu”, entah dari mana kata itu berasal, tapi aku sering merasakan nya. Apa kalian juga sering merasakan nya?  Aku rasa iya, hehe.
Aku seorang lelaki, dan apa pantas aku ini menangis hanya karena wanita? Pantaskah? Atau aku ini menangis karena atas nama cinta? Dan papa ku juga pernah menangisi mama, saat aku Tanya “mengapa papa menangisi mama? Bukan kah papa yang bilang kala lelaki itu harus kuat, tidak boleh gampang mengeluarkan air mata” tapi papa ku menjawab, “papa menangisi mama karena papa cinta dengan mama mu nak”.

Cinta, menurut ku adalah sebuah kejuaraan seperti sepak bola, dimana banyak pasangan didalam kompetisi nya, dimana banyak cobaan didalam kompetisi nya, dan hanya yang bersungguh-sungguh dan percaya pada pasangan nya yang bisa mendapat kan hasil nya, jika yang tidak kuat akan cobaan nya mereka akan gagal dan gugur begitu saja.
“Apa aku ada didalam nya? Ada berapa banyak pula pasangan yang sama-sama berjuang atas nama cinta? Apa aku juga sedang mengikuti ”kejuaraan” ini? Lalu siapa kah pasangan ku? Apa dia itu wanita yang baru saja aku kenal yang tidak lebih dari 4 bulan itu? Apakah dia juga merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan? Apa kah diotaknya sama seperti otak ku yang tidak pernah habis dengan tentang nya? Ahhhh, pertanyaan ini sungguh banyak”.

Tuhan,
Jika aku adalah ciptaan Mu, dan dia juga ciptaan Mu, sudikah kau mempercayai ku agar ciptaan Mu untuk bersama-sama menjalani kesempatan ini yang Kau beri nama adalah kesempatan Hidup?  Sudikah Tuhan? Pantas kah aku? Yang tidak pernah bisa dan tidak mampu sedikit saja menyamai kebaikan-kebaikan Mu. tapi Tuhan, aku mencintai Mu, aku menyebut Mu dalam doa, dan izinkan ku untuk mencintai nya atas cinta ku terhadap Mu. Kalau Kau menciptakan Manusia di alam Mu ini adalah untuk berpasang-pasangan maka pasangkanlah aku dengan ciptaan Mu yang  satu itu Tuhan. Bantu lah aku Tuhan untuk memenangi “kejuaraan”  ini, bantu aku atas nama cinta yang kau beri.

……


Aku, yang memperjuangkan mu.